Upacara Adat Selayar (Adat Perkawinan Selayar)
- 25 Jun, 24
- Museum Nekara
Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina (china) dan porselin. Pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu sejarah dan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah baik pada periode pra sejarah dan sejarah. Dari kajian tentang keramik akan diketahui perkiraan waktu, pemilik atau pendukung kebudayaan keramik, lalu lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa (Helius Sjamsuddin 2007:251).
A. Asal
Mula Keramik
Keramik
adalah nama umum untuk tembikar, cina (china) dan porselin. Pengetahuan tentang
keramik merupakan ilmu bantu sejarah dan kesenian yang penting. Hasil kajian
tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah baik
pada periode pra sejarah dan sejarah. Dari kajian tentang keramik akan
diketahui perkiraan waktu, pemilik atau pendukung kebudayaan keramik, lalu
lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa (Helius Sjamsuddin
2007:251).
Tembikar
biasanya berupa alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang dibakar,
dapat berupa periuk, belangga, kendi, gentong, piring, dll. Tembikar telah
ditemukan sejak masa mesolitikum (zaman batu madya), walaupun dalam bentu
pecahan-pecahan. Pecahan-pecahan tersebut ditemukan di sampah dapur
(kjokkenmoddinger) yang ditemukan di pantai timur Sumatra. Sisa-sisa tembikar
tersebut kemudian direkonstruksi dan diteliti sebagai sumber sejarah.
Pada
masa neolitikum (zaman batu baru), tembikar yang ditemukan telah dihias dan
diperhalus. Dari sini dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan dan
perkembangan dalam hal estetika atau kesenian pada masa neolithikum.
Lain
halnya dengan gerabah yang ditemukan di kuburan di Melolo (Sumba), mempunyai
sifat yang lain lagi. Di dalam buyung (periuk-belanga) yang ditemukan
terdapat banyak tulang-belulang dan tengkorak manusia. Selain itu terdapat
benda kubur semacam guci atau kendi berukuran kecil, dimana leher dan kepala
kendi berbentuk kepala manusia, terkadang dihiasi gambar wajah-wajah. Pada
badan kendi dihiasi dengan garis-garis yang silang-menyilang atau segi tiga,
yang digores ketika tanah liat masih basah sebelum dibakar. Guci semacam kendi
tersebut ada kalanya berisi kulit kerang atau semcam perlambangan untuk makanan
dan minuman sebagai bekal arwah nenek moyang.
Tradisi
penguburan jenazah dengan tempayan, ditemukan tersebar di berbagai tempat di
Indonesia, seperti di Anyer (Jawa Barat), Sa’bang (Sulawesi Selatan), Roti
(Nusa Tenggara Timur) dan Gilimanuk, Bali
B. Keramik
Cina
Perkembangan
keramik selanjutnya di Indonesia sangat dipengaruhi oleh Cina. Keramik yang
ditemukan di Indonesia umumnya berasal dari daratan Cina. Temuan keramik Cina
ini sangat penting untuk mengetahui hubungan antara Indonesia, Cina dan
negara-negara lain di Asia, Afrika dan Eropa.
Bentuk,
warna, jenis, ragam hias, dan teknik pembuatan keramik tersebut erat
hubungannya dengan pembabakan dinasti di Cina. Dengan mengetahui jenis keramik
yang ditemukan di Indonesia, dapat diperkirakan pada periode mana saja Cina dan
Indonesia saling berhubungan atau berinteraksi.
Zaman-zaman
sejarah Cina yang berkaitan dengan temuan-temuan keramik di Indonesia antara
lain sebagai berikut:
1. Dinasti
Han (206 SM – 220 M)
Keramik
dari Dinasti Han ini berupa periuk, sendok, piring, lampu pelita, pembakar
haruman dan bejana anggur. Ditemukan di daerah Kalimantan Barat, Banten,
Bengkulu, Jambi, Sumatra Timur, Gunung Muria, Bali, Sulawesi Selatan.
Dari
temuan tersebut, para ahli memperkirakan bahwa telah terjadi hubungan antara
Cina dan Indonesia sejak abad ke-3 SM dan abad ke-3 M. Jika benar demikian,
maka hubungan Indonesia dengan Cina lebih tua dibandingkan dengan hubungan
Indonesia dengan India yang ditunjukkan oleh prasasti di Kutai dari abad ke-4.
2. Dinasti
Pasca Han (25 M – 220 M)
Keramik
Dinasti Pasca Han banyak tersebar di Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, pantai
Jawa Tengah dan Bali. Keramik Dinasti Pasca Han ini berasal dari Cina bagian
Timur dan Timur Laut.
3. Dinasti
Tang (627 M – 907 M)
Keramik
dari Dinasti Tang banyak ditemukan di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali
dan Lombok. Keramik zaman Tang sangat indah karena telah ada pengaruh dengan
budaya di luar Cina seperti Persia, India, Yunani (Hellenisme) dan Byzantiyum.
Warna yang digunakan membuat keramik bermacam-macam. Bahan-bahannya terbuat
dari tanah liat dan batu-batu berwarna, dan menggunakan pengilat Glazuur dari
berbagai warna.
Pada
Dinasti Tang, yang berkuasa dari abad ke-7 sampai abad ke-10 ini, kekuasaannya
meluas tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang kebudayaannya. Pada
zaman ini, kesenian Cina mencapai taraf yang tinggi.
4. Dinasti
Pasca Tang (906 M – 960 M)
Pada
masa ini tidak ditemukan peninggalan keramik di Indonesia. Hal ini dikarenakan
Pasca Tang diikuti dengan zaman kekacauan di Cina dan kondisi internal
kekaisaran Cina yang sedang guncang. Sesudah masa ini berakhir, barulah
keramik-keramik dari daratan Cina kembali masuk ke Indonesia.
5. Dinasti
Sung (960 M – 1279 M)
Keramik
pada masa Dinasti Sung terdapat beberapa macam, antara lain Tsze Tsyow, Honan,
Tsyun-yao dan Lung –tsyuan. Nama-nama tersebut diambil dari nama daerah tempat
asal mula keramik tersebut. Keramik Tsze Tsyow sebenarnya sudah dikenal sejak
abad ke-6, namun baru mengalami puncak perkembangan pada Dinasti Sung. Bahan
dasarnya adalah tanah liat yang sewarna kulit manggis yang bagian atasnya
diberi glazuur (pengilat) dan ukiran. Tsze Tsyow ditemukan di Kediri, bekas
Majapahit, Malang, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Keramik
Honan mempunyai ciri berwarna merah, hitam dan diberi pengilat warna merah.
Sedangkan keramik Tsyun-yao berwarna kurk bercak-bercak. Kedua jenis keramik
ini jarang ditemui di Indonesia. Daerah yang dijumpai terdapat keramik ini hany
di Sumatera Selatan, sebelah selatan Gunung Murua, dan Bali.
Untuk
keramik Lung-tsyuan yang dalam bahasa Perancis disebut Celadon, bisa
ditemukan hampir di seluruh kepulauan Indonesia. Bentuknya besar dan kuat.
Glazuurnya tebal dan umumnya berwarna biru. Keramik ini banyak ditemukan di
Indonesia, India, Arab, Afrika Timur, Madagaskar, Mesir, Maroko dan Eropa.
6. Dinasti
Yuan (1280 M – 1368 M)
Dinasti
ini berasal dari bangsa Mongol yang menguasai Cina, tidak banyak menghasilkan
keramik dan kurang memperhatikan keberadaan keramik. Mereka hanya meneruskan
dan melindungi pabrik-pembakaran yang sudah ada sejak Dinasti Sung, misalnya
King-te-tsyen di daerah Kiangsi. Keramik Dinasti Yuan ditemukan di daerah hulu
Palembang, Kalimantan Selatan, Malang, pusat Majapahit, dan Bali.
7. Dinasti
Ming (1368 M – 1643 M)
Hancurnya
Dinasti Yuan diganti Ming yang sangat memperhatikan industri keramik, hasil
kesenian keramiknya sangat mengagumkan. Daerah produksi keramik yang terkenal
adalah Kiangsi, Cina Tengah. Keramik ini banyak tersebar di beberapa wilayah di
Indonesia.
Jenis
keramik yang terkenal di Indonesia antara lain adalah Keramik Fukien
putih-biru, yang berasal dari Fukien, Cina Tenggara. Hiasannya berupa bunga
lotus atau teratai dan terkadang beserta kolamnya, hal ini menunjukkan adanya
pengaruh agama Budha dari India.
Kemudian
ada keramik Persia yang berbentuk cerek atau botol, mendapat pengaruh dari
Persia. Penemuan di Indonesia adalah di daerah Maluku. Selanjutnya adalah
keramik putih merata atau Kiang-nan-ting, berasal dari Cina Timur dan Tenggara.
Warna putihnya tersebut menunjukkan bahwa keramik itu digunakan dalam upacara
kematian.
Keramik
putih Cina adalah keramik yang berwarna putih atau gading yang berasal dari
Fukien. Keramik ini ditemukan di Sumatera, Jawa Timur, Sulawesi, dan Maluku.
Lalu ada pula keramik Cina Muslim yang dikenal melalui huruf arabnya yang
diantaranya bertuliskan surat Al-Ikhlas. Hal ini menunjukkan bahwa Islam
tersebar di Cina sejak abad ke-10 di Kwang-tung, Cina Selatan.
Helius
Sjamsuddin (2007:257) menyebutkan bahwa keramik Ming mempunyai beberapa ciri,
1. Tanda
periode yang dinyatakan dengan empat sampai enam huruf Cina yang menyebutkan
nama kaisar sehingga dapat diketahui masa keramik itu karena semua kaisar itu
telah dicatat nama dan masa pemerintahannya.
2. Penanggalan
keramik itu dihasilkan oleh pabrik, di Indonesia belum pernah ditemukan keramik
semacam ini.
3. Sifat
atau tujuan penggunaan keramik itu.
4. Tanda
bahagia bagi pemilik atau pemakai keramik.
5. Tanda
pabrik pembuat.
C. Jenis-Jenis
Keramik
1. Gerabah
Terracotta (Itali)
tanah liat bakar, Earthenware (Inggris), Aardewerk (Belanda).
Gerabah
terbuat dari tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dengan tangan, dilapisi
glasir, semen, cat atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk golongan
keramik yang berkualitas rendah. Ada beberapa jenis gerabah, pertama gerabah
lunak, disebut demikian karena dibakar dibawah 1000º C. Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya rapuh, kasar dan terdapat pori-pori. Kedua gerabah
keras yang dibakar pada suhu 1000°C. Contoh gerabah misalnya: bata,
genteng, paso, periuk, anglo, celengan, pot, kendi, gentong, dll.
Ada
pula gerabah halus, dinamakan demikian karena pembuatannya halus dan tampak
indah atau hiasannya menonjol. Sedangkan gerabah kasar tidak memiliki hiasan
atau hanya polos saja, misalnya bata. Terakhir adalah gerabah padat, yang
dibakar dengan suhu mencapai 1200°C.
2. Keramik
Batu
Stoneware (Inggris), steengoet (Belanda).
Terbuat
dari campuran tanah plastis dengan tanah refractory (tahan suhu
tinggi) sehingga pembakarannya pun meningkat dari suhu pijar 1200ºC hingga
1300ºC. Seperti nama yang disandangnya, sebagai keramik batu, benda jenis
golongan ini mempunyai struktur dan tekstur yang kokoh, kuat, padat dan
berat seperti batu. Keramik batu ini termasuk golongan keramik kualitas
madya atau menengah. Jenis keramik ini sering disebut pula sebagai gerabah
padat yang dipijar sampai suhu 1200ºC.
3. Porselin
atau poslen
Porcelain (Inggris).
Termasuk
jenis keramik bakaran tinggi suhu pijar 1350º C atau 1400º C bahkan ada yang
lebih tinggi lagi hingga 1500ºC. Bahan yang dipergunakan adalah lempung murni
berwarna putih / terang yang bersifat refractory seperti kaolin (China:
Kaoling), alumina dan silika. Badan porselin setelah dibakar
berwarna putih dan bahkan bisa tembus cahaya dan seringkali disebut sebagai
keramik putih.
Pengembara
Venesia, Marco Polo, menciptakan nama porselin ketika pertama kalinya
melihat bahan ajaib itu di Asia, yaitu dalam perjalanannya ke Istana Kublai
Khan. Ia menamakannya porcellana atau kulit kerang karena
permukaannya seperti gelas dan keras.
Porselin
yang tampaknya tipis dan rapuh, sebenarnya mempunyai kekuatan, dimana struktur
dan teksturnya padat dan rapat serta keras seperti gelas, karena dipijar suhu
tinggi dan terjadi vitrifikasi (penggelasan). Secara teknis, keramik ini
mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik khusus
dalam hal keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahan porselin yang
putih tersebut sangat peka dan cemerlang terhadap warna glasir serta semakin
tinggi suhu pijarnya semakin nyaring bunyinya bila badan keramik di pukul atau
terbentur benda logam.
4. Keramik
Baru atau New Ceramic,
Merupakan
jenis keramik yang bersifat teknis, diproses untuk keperluan teknologi
(canggih) seperti peralatan mobil (busi), perlengkapan listrik (sekering,
kompor), bahan konstruksi, piranti komputer, dapur tinggi, cerobong pesawat,
kristal-optik, keramik-metal (cermet), keramik-multilapis, keramik-
multifungsi, komposit-keramik, silikon, bio-keramik, keramik- magnetik,
gigi porselin, dll. Bentuk dan material keramik disesuaikan dengan
keperluan yang bersifat teknis, seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan
panas, tahan dingin, isolator, pelapis, piranti lunak atau komponen
teknis lainnya.
Jenis
keramik dari segi strukturnya, keramik dapat dibedakan menjadi tiga
macam:
1. Keramik
berat, adalah jenis keramik yang memiliki struktur dan tekstur yang kasar serta
berbobot (relatif berat). Keramik yang rapuh dan berpori-pori termasuk juga
dalam kelompok ini. Produk keramik berat ini contohnya adalah mortar, bata,
hong, semen, gibs, benda tahan api (bata api), abrasive, insulator dan lain
sebagainya.
2. Keramik
halus, adalah produk keramik yang mempunyai kesan halus dan lembut, berbobot
ringan, strukturnya kokoh dan kuat, benda kedap air, juga benda yang memiliki
nilai keindahan dan seni. Contohnya seperti porselin, saniter, kaca, glasir,
ubin atau tegel keramik, peralatan makan dan minum (tableware),
vitrous teknik, keramik-metal, sircon, patung, guci, vas bunga, kap
lampu, pewadahan IC pada komputer dan elektronik, kristal dan lainnya.
3. Keramik
galian, meliputi bahan-bahan mentah dan galian seperti kaolin, feldspar,
silika, sircon, gibs, kapur, bauxite, ballclay, batu bara, marmer, pumice,
magnesit, lempung, silimanit, andalusit, titan, timbel, nikel, mangan,
alumunium dan lain sebagainya.
Keramik adalah semua
benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses
pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas
dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips,
metal dan lainnya.
Dari kepadatan material
yang terkandung di dalamnya inilah, maka keramik terbagi menjadi beberapa
jenis:
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya
sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar
harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk
keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware)
atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya
termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan
warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware)
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga
dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai
struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik
jenis termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni
yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin
jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik
putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan
ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya
tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya
rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu
tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara
teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping
mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin.
Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi
seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat,
kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi,
komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari
material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis
seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut
seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
You need to Login OR Register for comment.
Komentar (0)