Upacara Adat Selayar (Adat Perkawinan Selayar)
- 25 Jun, 24
- Museum Nekara
Upacara adat di Selayar ada beberapa macam mulai dari A’dodo uhu’ (aqikah), Akattang/Sunnat (Khitanan), A’runrung baju (Cara berpakaian) dan A’bonting (pernikahan). Yang akan dibahas disin adalah upacara pernikahan.
Upacara Adat Selayar
(Adat
Perkawinan Selayar)
Upacara
adat di Selayar ada beberapa macam mulai dari A’dodo uhu’ (aqikah),
Akattang/Sunnat (Khitanan), A’runrung baju (Cara berpakaian) dan A’bonting
(pernikahan). Yang akan dibahas disin adalah upacara pernikahan.
a Akrahasia
(Tahap Penyelididkan)
Akrahasia
(Tahap penyelidikan), adalah tahap awal yang dilakukan oleh orang tua laki-laki
dengan mengutus laki-laki atau perempuan yang masih kerabat dekat kepada
keluarga dekat perempuan yang akan dipinang. Tujuannya adalah untuk mengetahu
informasi tentang gadis yang akan
dipinangnya, apakah sudah punya tunangan atau belam. Dan menjajaki pula kemungngkinan diterima atau ditolak
pinangannya.
Assuro/Meminang
1. Abbisik
:
Proses peminangan yang masiih bersifat
rahasia, dengan mengutus pasangan suami istri secara tidak resmi menghubungi
orang tua perempuan/gadis. Pada tahap ini utusan orang tua perempuan belum
memberi jawaban karena akan melakukan konsultasi dulu dengan anggota keluarga
yang lain. Baik keluarga dari ibu maupun dari bapak perempuan/gadis tersebut.
2. Appanassa
bisik/Persetujuan Lamaran
Yaitu penetapan/persetrujuan bahwa
lamaran pihak laki-laki telah diterima oleh seluruh anggota keluarga dalam
suatu acara penerimaan secara resmi. Pada tahap ini biasanya utusan/delegasi
dari pihak laki laki teridir dari dua orang perempuan dan dua orang laki-laki
berpakaian adat, empat orang perempuan memakai salendang (sarung dua susun) dan
satu orang perempuan membawa salunsung (Kampu bersusun lima yang berisi daun
sirih, pinang, gambir, kapur dan dibungkus dengan kain putih.
3. Appanaik
Mama (Mengantar sirih/Pinang)
a. Mama
appa
Pada tahap ini pihak laki laki
menyerahkan cincin pengikat sebangai lambing pertunagan yang disertai dengan
sebilah pisau sebagai pembuka jalan, dan emas suku-suku sebagai pakjaruman (
tanda resminya lamaran). Pada tahap ini delegasi dari pihak laki-laki terdiri
dari delapan orang laki-laki dan delapan orang perempuan berpakaian adat, satu
orang juru bicara, empat orang perempuan memakai salendang dan satu orang
perempuan membawa salunsung, empat orang perempuan membawa sirih, pinang,
gambir, tembakau, dan kapur, masing masing dalam kampu sehingga disebut mama
appak. Biasanya pada tahap ini juga diiringi dengan hantaran kue seperti
dodol,wajik,cucuru dan sebagainya.
b. Mama
Karua
Pada tahap ini pihak laki-laki
kemudian mengutus Kembali delegasinya untuk menentukan uanga panaik,
mahar,antok nikka dan penentuan hari pernikahan termasuk hantarannya. Dulu, di
selayar mahar ditentukan berdasarkan strata social yaitu: untuk golongan
bangsawan/pejabat pemerintahan maharnya 10 kati, 1 kati sam dengan 10 gram
emas, jadi 10 kati sama dengan 100 gram emas. Untuk golongan bangsawan, bukan
pejabat pemerintahan maharnya 88 real, golongan Daeng maharnya 44 real, golongan
tu samara (orang biasa) maharnya 20 real, dan untuk golongan ata maharnya
ditentukan oleh pejabat pemerintah. Untuk pejabat pemerintahan maharnya di alas
dengan satu pis kain kaci untuk dibaikan kepada hamba sahaya. Khusus untuk
antok nikka mungkin hanya di selayar yang ada. Antok nikka ini adalah bentuk
penghargaan/penghormatan dari pihak laki laki kepada orang tua perempuan yang
telah melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang. Makanya
Antok nikka haus ada disetiap acara pernikahan.
Jumlah delegasi pada mama
karua/pinangan tahap kedua ini terdiri dari enambelas orang laki-laki dan
perempuan berpakaian adat, satu orang juru bicara, delapan orang perempuan
memakai saledang (Dua lapis sarung), satu orang membawa salunsung, dan delapan
orang perempuan membawa dua kampu berisi siri,dua kampu berisi gambir, dua
kampu berisi pinang, dua kampu berisi tembakau, dan dua kampu berisi kapur
(mama karua)
c. Akbonting
(Pelaksanaan Pernikahan)
Sebeluam
acara pernikahan biasanya pihak perempuan melakukan perawatan khusus yang
disebut akrumung (mandi uap). Mandi uap delakukan dengan meletakkan sebuar
panci yang berisi air panas dan ramuan dari berbagai macam rempah dan bunga.
Tujuannya adalahagar calon pengantin perempuannya badannya segar dan harum
Ketika acara pernikahan berlangsung.
1. Appanik
Balanja
Mengantar uang belanja dari pihak
laki-laki kerumah pihak perempuan. Biasanya dilaksankan dua minggu atau satu
minggu menjelang pernikahan. Selaian uang biasanya pihak laki-laki juga membawa
bera dan kerbau sesuai yang disepakati kedua belah pihak. Jumlah delegasi
biasanya terdiri dari empat orang laki-laki dan empat orang perempuan
berpakaian adat, empat orang perempuan memakai salendang (sarung berlapis dua),
satu orang juru icara dan satu orang
membawa uang.
2. Pasa’ra
Ganrang
Acara pembunyian gendang biasanya
dilaksanakan pada malam hari sebelum hari pernikahan dihari oleh keluarga dekat
dan pemangku adat. Adapun kelengkapannya yaiitu 4 liter beras, I butir kelapa
bertunas, I buah gula merah, kaci 2 meter dan uang sesuai keikhlasan. Biasanya
bunyi gendang ini juga berbeda sesuai dengan status sosialnya. Bunyi gendang
seperti ini biasa disebut tunrung bilang, karena dihitung sesuai dengan strata
social mulai dari 9, 7,5,3 dan seterusnya.
3. Attaraluk
Attaraluk berasal dari kata Alluk
yang artinya berputar atau berkeliling. Attaraluk adalah suatu prosesi adat
yang dilaksanakan dengan memindahkan alat ritual dengan cara berkeliling yang diiringi dengan
doa-doa untuk keselamatan dan kesejahteraan
calon pengantin. Peralatan ritual terdiri dari buah-buahan, biji-bijian . berbagai macam rempah dan
wangi-wangian. Tujuannya adalah agar calon pengantin nantinya mendapatkan
kesejahteraaan aman dan tentram dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
4. A’nikka/Akad
nikah
Akad nikah merupakan acara inti dari
semua prosesi yang dilaksanakan olek kedua belah pihak baik laki-laki maupun
perempuan.Pada tahap ini masih ada beberapa prosesi adat yang dilaksanakan
sebelum akad nikah. Antara lain anronrong (Membangunkan mempelai perempuan,
dengan membawakan seperangkat pakaian lengkap. Kemudian keluarga laki-laki juga
mendatangi pengantin perempuan untuk meminta kesiapan/kerelaan/keikhlasan untuk
dinikahkan dengan laki-laki tersebut. Setelah itu baru akad nikah dilaksanakan.
SEtelah akad nika selesai maka pengantin laki-laki diantar menemui pengantin
perempuan untuk menyampaikan sentuhan pertama yang disertai dengen pemasangan cincin kepada pengantin perempuan.
5. Appabajik
Adalah suatu prosesi adat dimana
pasangan pengantin duduk bersanding di tempat tidurnya dikamar, dan disuapi
dengan kue tradisional oleh orang tua laki-laki dan perempuan. Selanjutnya keluarga
lainnya sampai Sembilan pasang. Setelah acara ini pengantin laki-laki dan
perempuan boleh tidur Bersama.
6. Anrio
Bonting
Pengantin perempuan duduk
berdampingan masing-masing diatas empat buah kelapa yang diikat jadi satu.
Kedua penagntin diikat dengan benag yanga sudah dipintal. Kemudian ada Sembilan
perempuansecara bergilir memecahkan kelapa diatas kedua pengantin dengan
menggunakan batu penumbuk rempak.Kemudian kelapa dibuang keatas, dan kelapa
yang menengadah keatas diparut dan santannya dibilaskan ke kepala kedua
pengantin. Kemudian seorang dari Sembilan perempuan itu memandikan kedua pengantin.
Semua yang hadir dalam acara anrio bontong ini ikut meramaikan acara dengan
saling menyiram (Anrio-rio)
7. A’matoang/Mengunjungi
mertua
Akmatoang/mengunjunggi mertua yaitu
mengantar pengantin perempua kerumah pengantin laki-laki. Biasanya dilaksanakan
sehari atau beberapa hari setelah pesta pernikahan. Biasanya pada acara ini
pengantin perempuan juga membawa hantaran berupa sarung kepada mertuanya dan
keluarganya sesuai keihlasannya.
Selain acara perkawinan dengan
peminangan diatas masih ada bentuk perkawinan lain yaitu: Silariang, Rilariang,
Ngerangkalei, A’borak ada, A’bora asisala ada’.
1. Silariang:
Laki -laki dan perempuang sepakat menuju penghulu dan minta dinikahkan
2. Rilariang:
Laki-laki membawa paksa perempuan ke rumah penghulu uantuk dinikahkan
3. Ngerangkalei:
Perempuan kerumah penghulu dan meminta kepada penghulu untuk dinikahkan dengan
laki-laki yang diinginkan oleh perempuan.
4. A’bora
ada’ :Laki laki dengan sengaja datang kerumah perempuan dengan membawa keris
yang diikat dengan sapu tangan. Keris tersebut langsung diletakkan didepan
ayahnya perempuan sambal mengucapkan “Kalau saya dibunuh maka anda akan rugi”.
Apabila bapaknya tidak ada maka laki-laki tersbut langsung menyimpan keris
diatas bantal sambal mengucapkan:
“ Selekku sele la bora (Kerisku keris berani)
“Bassiku bassi lammari (Senjataku
akan tinggal)
“Tali Hannangku (Ikat pinggangku)
“Sapatta lamuliang (Pantang Kembali)
Setelah gadis mendengarkan pantun itu
maka gadis tersebut akan menjerit ketakutan sambal berteriak “tu borak,tu bora.
Tetangga dan keluarga akan berdatangan. Namun sebelum a’bora maka laki-laki
terlebih dulu menyampaikan kepada pemerintah.
Aborasisala ada’: Prosesnya sama tapi
sebelum melakukan kegiatan a’bora laki-laki tidak menyampaikan kepada
pemerintah tetapi sudah disampaikan kepada keluarga si lelaki yang rela mati
Bersama dia. Laki-laki mendatangi rumah perempuan dan merangkulnya. Maka
perempuan akan berteriak sehingga keluarganya akan datang. Laki-laki tidak akan
melepaskan pelukannya sampai pemerintah akan datang biar mati sekalipun. Akbora
semacam ini pihak laki-laki harus memenuhi semua permintan keluarga pihak
sigadis turipakasirik (Orang yang dipermalukan).
You need to Login OR Register for comment.
Komentar (0)