Upacara Adat Selayar (Adat Perkawinan Selayar)
- 25 Jun, 24
- Museum Nekara
Koleksi berupa beberapa benda peninggalan sejarah dari bawah air kawasan Sangkulu-kulu, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Benda bernilai sejarah yang ditemukan dari hasil penggalian antara lain keramik utuh sejumlah 174 keping, keramik pecah sejumlah 20 keping, koin sejumlah 1550 keping, bongkahan kepingan koin seberat 333 bongkahan atau seberat 5,5 kg dan 1 buah bongkahan besi.
Temuan
Sangkulu-Kulu
Koleksi berupa beberapa
benda peninggalan sejarah dari bawah air kawasan Sangkulu-kulu, Kecamatan
Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Benda bernilai sejarah yang ditemukan
dari hasil penggalian antara lain keramik utuh sejumlah 174 keping, keramik
pecah sejumlah 20 keping, koin sejumlah 1550 keping, bongkahan kepingan koin
seberat 333 bongkahan atau seberat 5,5 kg dan 1 buah bongkahan besi.
Hasil
temuan ini setelah diidentifikasi selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar sebelum diserahkan kepada Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar / UPTD Museum Nekara untuk dijadikan
koleksi museum.
Terdapat juga
koleksi koin yang diduga adalah peninggalan Dinasti Sung, Dinasti Sung ialah
salah satu dinasti yang memimpin kerajaan di Tiongkok. Diperkirakan dinasti ini
telah ada sejak 960-1279 M. Dinasti Sung didirikan oleh Chao Kuang Yin, dalam
perkembangannya Dinasti Sung mengalami perpecahan menjadi dua yaitu Dinasti
Sung Utara (960-1127) dan Dinasti Sung Selatan (1127-1279).
Pada masa
Dinasti Sung, pelayaran di Kerajaan Tiongkok telah berkembang dengan pesat.
Mereka telah melakukan ekspedisi ke berbagai wilayah salah satunya di
Nusantara. Mereka menuliskan catatan perjalanannya ke Nusantara dengan sangat
detail dalam “Catatan Sejarah Dinasti Sung”. Dalam catatan
tersebut juga di tulis bahwa Jawa berada di Samudera Selatan.
Seiring
berkembangnya waktu dan meningkatnya teknologi pelayaran, semakin banyak
ekspedisi yang dilakukan oleh Dinasti Sung, hingga terjalin kerjasama dengan
pemimpin-pemimpin kerajaan di Nusantara. Kerjasama yang terjalin salah satunya
dengan Kerajaan Mataram Kuno, keduanya berkerjasama dalam bidang perdagangan.
Semakin tinggi intensitas perdagangan memunculkan sistem baru yaitu mata uang.
Mata Uang
Dinasti Sung awalnya digunakan pada abad ke 10 di Nusantara dengan sangat terbatas.
Penggunaan mata uang dinasti Sung awlanya digunakan sebagai upeti ( pajak
berupa uang & harta benda) kepada raja sebagai tanda kerjasama diantara
keduanya. Seiring meningkatnya intensitas perdagangan, Kerajaan Mataram Kuno
melalukan impor mata uang dari Tiongkok pada abad ke 11 hingga awal abad ke 14.
Mata uang tersebut digunakan sebagai alat tukar menukar di perdagangan.
Biasanya untuk perdagangn rempah-rempah.
You need to Login OR Register for comment.
Komentar (0)