Upacara Adat Selayar (Adat Perkawinan Selayar)
- 25 Jun, 24
- Museum Nekara
Lipa Bannang Bakka Merupakan Salah Satu Hasil Tenun Selayar Yang Menjadi Kain Favorit Di Nusantara. Selayar Pernah Menjadi Eksportir Kain Tradisional Sampai Ke Eropa Sekitar Abad Ke -18 Sampai Awal Abad Ke-19. “Pada Tahun 1831 Seorang Petualang Dari Inggris Yang Bernama Dalton Tinggal Diselayar. Selama Beberapa Hari Dan Menemukan Wanita Penennun Yang Bekerja Mulai Dari Terbitnya Matahari Sampai Pukul 23.00, Dia Membandingkan Dengan Wanita Di Mamuju Yang Hanya Menghasilkan Satu Sarung Dalam Sebulan Yang Dilakukan Oleh Dua Orang. Diselayar Satu Keluarga Dapat Menyelesaikan 80-100 Lembar Sarung Dalam Sebulan. (The Green Gold Of Selayar, Hersink)
Sejarawan Anthony Reid Dalam The Pre Colonial Economy Of Indonesia (Bulletin Of Indonesian Economy Studies, Voll Xx No.2, Agustus 1984) Menjelaskan Katun Berkualitas Tinggi Yang Diproduksi Di Selayar Dan Bira (Kabupaten Bulukumba) Diminati Warga Tanah Air Sarung Kotak Kotak Dengan Warna Cerah Itu Kata Reid Sempat Dipakai Kaum Laki-Laki Dan Perempuan Di Seluruh Nusantara. Selain Itu Begitu Berharganya Kain Tenun Selayar Sehingga Di Jadikan Salah Satu Upeti Yang Wajib Diserahkan Ke Karajaan Gowa. Upeti Tersebut Berlanjut Saat Kongsi Dagang Hindia Belanda (Voc) Menguasai Sulawesi Selatan Pada Pertengahan Abad Ke-17. Kain Selayar Pun Bernilai Untuk Ditukar Dengan Rempah-Rempah.
Pada Bab “ Southesat Asean Compsumsium Of India And British Cotton Cloth 1600-1850 Dalam Buku How India Clothed The Word: The Word Of South Asian Textile 1500-1850 (2009) Reid Menerangkan Produksi Kain Di Sejumlah Wilayah Di Nusantara Termasuk Selayar Dengan Sarung Kotak-Kotaknya Tumbuh Pesat Pada Akhir Abad Ke-17. Ketika Itu Kain Dari India Yang Berharga Tinggi Tidak Mampu Dibeli Karena Kemiskinan Yang Melanda Berbagai Wilayah Di Nusantara.
Kain Dari Selayar Kata Reid Mulai Berekspansi Ke Wilayah Timur Nusantara Bahkan Kain Selayar Juga Menjadi Salah Satu Komoditas Penting Yang Dibawa Pelaut-Pelaut Bugis Dalam Pelayaran Dagang Ke Semenanjung Malaya Dan Kamboja.
Ahmad Sarabi (Pemerhati Budaya), Mengatakan Dulu Batang Mata Merupakan Pelabuhan Besar Di Selayar. Salah Satu Komoditas Utama Perdagangan Di Pelabuhan Itu Adalah Kain Tenun Selayar.
Sebelum Penjajah Jepang Kain Sarung Di Bawa Ke Maluku Untuk Ditukar Dengan Pala Dan Cengkeh. Dari Maluku Rempah-Rempah Itu Di Bawa Ke Pulau Jawa Untuk Di Jual. Pada Masa Penjajahan Jepang Satu Lembar Kain Sarung Setara Dengan 40 Liter Beras.
Namun Sejak Katun Murah Buatan Pabrik Dari Inggris Menyerbu Nusantara Pada Abad Ke 19 Produksi Kain Nusantara Termasuk Selayar . Sentra Sentra Produksi Pun Perlahan Mengalami Kemunduran.
Selayar Mengalami Kemunduran Karena Tidak Ampu Bersaing Dengan Hasil Tekstil Lainnya. Selain Itu Juga Kebijakan Pemerintah Belanda Waktu Itu Menggantikan Tanaman Kapas Dengan Kelapa Membuat Bahan Baku Tekstil Ini Semakin Berkurang.Akibatya Produksi Kain Tenun Juga Semakin Sedikit.
Alat-Alat Tenun
A. Alat Pengelola Benang:
1. Pappaturungan (Ganra Dan Roeng)
Merupakan Alat Yang Digunakan Dalam Memindahkan Benang Yang Telah Berwarna Ke Dalam Bulo-Bulo Atau Ba’ba’, Benang Dari Roeng Yang Kemudian Diputar Oleh Ganra
2. Bulo-Bulo /Ba’ba
Bulo-Bulo/Ba’ba Adalah Tempat Benang Digulung, Bulo-Bulo Terbuat Dari Bambu Atau Besi Sedangkan Ba’ba, Dari Kertas Padat Yang Digulung (Cover Benang)
3. Panggulungan
Panggulungan Ini Biasanya Digunakan Setelah Pewarnaan Benang Untuk Motif Bombang Liri Tallu
4. Panittilang
Proses Lanjutan Setelah Pappagulungan, Yang Dilakukan Ketika Akan Menenun
5. Pangganeang
Setelah Benang Selesai Dalam Prosespaturung, Kecuali Liri Tallu Yang Harus Melewatu Proses Pappagulungan Dan Panittilang Maka Proses Lanjutan Adalah Pangganeang Yang Merupakan Tahap Menyusun Untaian Benang Dengan Hitungan Tertentu
6. Papparunrungan
Tahap Di Mana Selangkah Lagi Memasukkan Untaian Benang Ke Dalam Alat Tenun Gedog, Pada Proses Ini Memasukkan Helai Demi Helai Benang Ke Dalam Jangka (Sisir)Sesuai Dengan Urutan Yang Diterapkan Dalam Proses Pangngannean.
B. Alat Uatama
Alat-Alat Lengkap Yang Menjadi Komponen Utama Dalam Menenun Sebagai Berikut:
1. Tanrangaeng
Kayu Yang Menjadi Penopang Papan Gulungan Memiliki Celah Dikedua Sisi, Tempat Memasukkan Papan Yang Berisi Benang.
2. Papan Gulungan
Papan Yang Digunakan Menggulung Benang Yang Siap Untuk Ditenun. Yang Sebelumnya Melalui Proses Pangnganneang.
3. Liri
Lirimerupakan Dua Pasang Kayu Panjang Dan Pipih Yang Diselipkan Pada Susunan Benang Dengan Bertolak Belakang Namun Sejajar. Memebrikan Bentuk Persilangan Posisi Benang Antara Liri
4. Pamatalli
Berupa Kayu Pipih Namun Agak Tebal Yang Letaknya Berada Dianatara Liri Yang Memberikan Sekat Dan Berfungsi Sebagai Pemberat
5. Gulungan
Kayu Bulat Yang Diselipkan Setelah Liri, Yang Memang Berfungsi Untuk Gulungan Dan Berfungsi Pula Sebagai Pemberat. Pada Alat Tenuntradisional Hanya Bentuk Gulungan Yang Berbeda Yaitu Bulat Dan Agak Berat Yang Memang Difungsikan Menggulung Secara Otomatis Ketika Renetang Benang Sudah Berkurang Ketika Ditenun
6. Pangusu’ Kara’
Kayu Kecil Bulat Dan Panjang Dipadukan Dengan Benang Kara’ Putih Yang Berfungsi Sebagai Pengatur Yang Mengganti Susunan Benang Yang Diatas Atau Di Bawah Dalam Menyelipkan Benang Pada Teropong
7. Bali’ra
Kayu Memanjang Dan Pipih, Serta Menjadi Komponen Utama Yang Membelah Celah Dalam Memamsukkan Jalinan Benang. Di Mana Tarikan Bali’ra Yang Menahan Jalinan Benang Menjadi Kain Tahap Demi Tahap.
8. Jangka (Sisir Benang)
Sisir Benang Yang Dilalui Setiap Benang Yang Memanjang Sebagai Tumpuan Tarikan Bali’ra
9. Taropong
Sebagai Peluru Yang Masuk Menyelip Membawa Benang Ke Dalam Celah Mengikuti Bali’ra Baik Ke Arah Kanan Mamupun Ke Arah Kiri Yang Berisikan Beang Pakan Yang Tergulung Bulo-Bulo
10. Passa
Ujung Dari Pada Tenun Sebagai Tempat Digulungnya Kain Sarung Yang Telah Ditenun
11. Boko-Boko
Merupakan Sandaran Duduk Tenun Gedog, Di Mana Kedua Ujungnya Terdapat Tali Yang Dikaitkan Pada Passa, Sehingga Secara Otomatis Kain Akan Terbentang Lurus Disaat Penenun Memasang Boko-Boko
12. Pappasolongang
Tempat Meluncur Bali’ra Yang Keluar Ketika Membelah Jalinan Benang Yang Membentang. Dapat Pula Dikatakan Sebagai Tumpuan Bali’ra
You need to Login OR Register for comment.
Komentar (0)